“memang benar inilah
kehidupan yang aku inginkan… hanya saja, ketika aku mencoba untuk menikmatnya
selalu saja kalimat itu menghapiri otakku. Sebuah kalimat yang tidak bisa aku
lupakan namun ingin aku lupakan.”
“kalimat apa
itu?” Tanyaku penasaran.
“’sekalipun
kedamaian akan datang, ingatlah kalau itu datang dari hasil menumpuk mayat
kami’ itulah kalimat yang diucapkan seseorang dihadapan ayahku sebelum ia
meninggal. Aku tidak tahu apa makna dari kalimat itu, dan akupun tidak mengerti
apa yang telah ayah saya perbuat terhadap mereka. Namun satu hal yang pasti,
aku tidak bisa melupakan kalimat itu sekalipun ingin aku lupakan.”
Mendengar apa
yang dikatakan sara, akupun tak bisa berbicara apa-apa lagi sekalipun aku
pernah mengalaminya juga. Tapi, aku harus bisa memberikan solusinya, karena aku
yang telah membuka lubang maka aku yang harus menutupnya.
“...namun, Bukan berarti kamu harus merasa bersalah atas
kematian mereka sehingga kamu menutup diri dari dunia luar. Kamu tahu kan,
setiap manusia memiliki keputusan masing-masing, terlepas dari masalah apa yang
sedang mereka alami, terlepas dari apa yang sedang menekan mereka. Mereka
takkan melakukan sesuatu jika mereka tidak memutuskannya dengan Bulat. Jadi jangan
menyalahkan diri kamu sendiri atas kematian mereka. Jikapun kamu tetap memilih
jalan seperti itu, maka coba pandanglah kalimat itu sebagai pesan Bukan sebagai kutukan, aku yakin kamu pasti
akan mengerti.” Ucapku yang tanpa sadar menggurui orang.
“apa maksudmu?”
“maksudku, untuk
mendapatkan adanya perdamaian memang harus dibayar dengan harga yang mahal. Karena
mahalnya harga untuk menebus kedamaian itu, sudah kewajiban kita untuk terus menjaga dan memeliharnya.
Mungkin itulah pesan dibalik kalimat itu. Aku tak tahu mengapa orang tersebut
berkata seperti itu dihadapan ayah kamu, aku tak tahu perasaan apa yang tengah
dialami orang tersebut. Namun, satu hal yang pasti. Kalimat itu ditunjukan Bukan untuk
mengutuk kamu hingga menjadi seperti ini.”
“lalu apa yang harus aku lakukan, aku pun tak mau
terus seperti ini, aku sadar suatu saat nanti aku akan hidup sendiri dan saat itu
pula aku harus bisa hidup membaur dengan orang lain untuk bertahan hidup?”
“maka
cobalah
untuk membuka hatimu terlebih
dahulu,
terimalah apa yang sudah terjadi, pandang semua kenanganmu sebagai harta
terindah sekalipun itu kenangan Buruk. Karena pada dasarnya kamu ada saat ini
karena kamu berhasil melewati saat-saat yang lalu. Dan kamu hidup dimasa
sekarang Bukan dimasa lalu.”
Untuk sejenak sara terlihat terdiam dalam pikirnya.
“terimakasih ya? Aku tak pernah berpikir seperti itu, jadi mungkin akan aku coba nanti.”
Ucap sara dengan sedikit senyum.
“jangan nanti, tapi sekarang? Tak perlu mengubah
semuanya dalam waktu singkat, cobalah secara perlahan namun berlanjut.”
“tapi apa yang
harus aku lakukan sekarang?”
“kalau itu aku
juga belum tahu, tapi yang pasti ada hal kecil yang bisa kamu lakukan yang
mungkin bisa menjadi langkah awal menuju perubahan besar yang kamu inginkan.”
“kalau seperti
itu namanya tidak bertanggungjawab!” Jawab sara.
“lho kenapa?”
“kamu menyuruhku
untuk memulai suatu perubahan dari sekarang, tapi kamu sendiri tidak tahu apa
yang harus aku lakukan?”
“hehehe… benar
juga ya?
Tapi sekalipun aku mnegetahui, mungkin sebaiknya tidak aku beritahu terlebuh
dahulu sampai kamu menemukannya.”
“kenapa?”
“kalu bilang kenapa ya, mungkin menurutku akan lebih
bagus jika kamu bisa menemukan dan menyelesaikan masalah yang kamu alami dengan
tanganmu sendiri, karena dengan demikian kamu akan terbiasa untuk menyelesaikan
segala sesuatu tanpa bantuan orang lain dan hasil yang kamu peroleh benar-benar
hasil dari usahamu sendiri sehingga kamu akan selalu menghargai setiap
pencapaian yang telah kamu peroleh.”
“tapi disini kamu menyuruh aku untuk tidak menutup
diri, terus apa yang harus aku lakukan jika sekali lagi aku menyelesaikannya
dengan tanganku sendiri, Bukankah itu sama saja dengan sebelumnya?”
“Mmm
benar juga…
kalau begitu, bagaimana kalau
kamu jadi teman saya?”
“hah?”
“kenapa hah?
Coba kamu pikirkan lagi, hal apa dalam diri kamu yang ingin kamu ubah?”
“aku ingin bisa
bersosialisasi dengan orang lain, aku ingin bisa menikmati perdamaian ini,
bermain dengan teman-teman, berbelanja, berkunjung ke berbagai tempat serta
menikmati banyak hal-hal lainnya yang belum pernah aku lakukan di dunia ini.”
“benar kan, kamu
menginginkan untuk melakukan banyak hal di dunia ini namun kamu melupakan syarat untuk mendapatkan itu
semua.
Dan apa syaratnya itu? Teman, karena dengan adanya teman kamu akan mudah untuk
memperoleh informasi, pengalaman serta berbagai hal yang tidak mungkin kamu
dapatkan dengan seorang diri. Jadi sekali lagi maukah kamu jadi teman saya?” Ucapku.
“meski agak aneh, tapi baiklah aku akan menjadi
teman kamu.”
“sekali lagi aku minta maaf ya sudah berbicara
lancang terhadap hal-hal yang tidak kamu sukai?”
“tidak apa-apa, aku justru berterimakasih karena
berkat kamu sekarang aku menemukan cara baru. Dan mungkin dengan cara pandang
yang kamu katakan tadi bisa menyelesaikan berbagai macam kesalahpahaman yang
selama ini aku Buat.”
“kalau begitu aku permisi dulu ya, senang rasanya
bisa mengobrol dengan kamu. Lain kali kita ngobrol lagi ya?” Ucapku mengakhiri
pembicaraan karena bel tanda masuk telah berbunyi.
“iya!”
“hampir lupa, istirahat nanti apa kamu ada
kegiatan?”
“nggak ada, kenapa sih?”
“kalau begitu nanti kita bertemu lagi di taman
sekolah ya?”
“terus kenapa?”
“bukan kenapa, tapi iya?”
“tapi kan aku belum apa yang akan kita lakukan
disana?”
“sudah ikut saja ya. Pokoknya istirahat nanti aku tunggu
di taman sekolah!” ucapku sambil berlari meninggalkan sara.
***
“selamat pagi semuanya, sebelum ibu memulai
pelajaran hari ini. Ada pengumunan yang
ingin ibu sampaikan. Karena sebentar lagi atau tepatnya pada tanggal 14
februari nanti kita akan memperingati hari perdamaian, seperti tahun-tahun
sebelumnya, sekolah kita tahun ini juga akan mengadakan pemilihan raja dan ratu
perdamaian.
Pemilihan raja dan ratu perdamaian sendiri diadakan
untuk menghormati atas terjadinya peristiwa berdarah yang menimpa sepasang
kekasih atau lebih tepatnya Costica Ammon dan Hestia Rayya Walter. Costica Ammon
adalah wakil yang di tunjuk Leute sebagai duta perdamaian pertama untuk utopia
sedangkan Hestia Rayya Walter adalah Putri dari Raja Binanga argono walter yang
pada saat itu menjabat sebagai pemimpin utopia selama 5 tahun setelah berhasil
menggulingkan raja sebelumnya.
Peristiwa costica Ammon dan Putri hestia pada
dasarnya hanya mencerminakan bagaimana kacaunya tatanan dunia akibat perang
dunia III yang berkecambuk tanpa akhir.
Bermula dari alasan untuk menguasai dan mengelola
energi yang tersisa di Bumi, utopia pun memutuskan untuk menginvasi dan
menguasai seluruh negeri di dunia hingga hampir separuh dunia berhasil ia
kuasai. Disisi lain, masyarakat dunia yang mulai murka dengan tindakan utopia
yang semena-mena pun mulai membentuk perserikatan yang tak lain disebut sebagai
kubu fusioneren. Dengan hadirnya lawan yang seimbang, perang pun terus
berlanjut hampir 80 tahun lamanya tanpa tahu arti dan makna dari adanya perang
tersebut. Duka terus menghantui dunia. Banyak negara dan bangsa yang akhirnya
hancur dimana penduduknya kehilangan berbagai hal tanpa terkecuali nyawa mereka
sendiri.
Rasa bosan dengan keadaan dunia yang semakin
mendekati akhir dunia lantaran separuh penduduk dunia telah meninggal akibat
kelaparan, penyakit, dan pembantaian. Banyak dari pejabat-pejabat yang mulai
putus asa dan mulai lupa dengan alasan mengapa perang ini terjadi. Dan
penyalahguaan jabatan mulai merebak dikalangan-kalangan pejabat fusioneren
dengan alasan melindungi, menyelesaikan perang dan alasan-alasan lain demi
semata-mata lari dari rasa takut yang berkepanjangan.
Sementara itu kelompok masyarakat sipil yang telah
lama menjadi korban perang, mulai bergerak membentuk organisasi dan berhasil
menguasai beberapa tempat serta melakukan penelitian secara diam-diam, hingga akhirnya mereka
memproklamirkan diri sebagai suatu bangsa. Leute, itulah sebutan yang mereka Buat,
dimana mereka menerima dan meminta semua masyarakat dunia yang bosan dengan
adanya perang untuk ikut mengakui kedaulatan organisasi tersebut dan bergabung
dengan mereka demi keselamatan bersama.
Disisi lain kedua kubu yang selama ini terus berperang
mulai khawatir akan terjadinya kudeta di berbagai tempat yang mungkin bisa menghancurkan
kedua kubu ini dari dalam. Fusioneren
dan utopia pun tidak tinggal diam, kedua kubu ini mulai memberlakukan sistem dimana
kebebasan berbicara setimpal dengan harga nyawa. Hingga akhirnya tidak ada kata
keadilan, yang ada hanya menikam atau ditikam.
Dunia semakin suram, sekalipun langit masih berwarna
bira, namun tak ada satu matapun yang dapat melihat luasnya langit yang
membentang. Begitulah yang ibu dan semua orang rasakan saat itu.
Disetiap tempat, petaka dan maut selalu mengintai,
sekalipun kematian Bukan datang dari peluru yang menyasar anggota tubuh, tapi
mungkin saja berakhir di tempat pemenggalan kepala lantaran hukum yang berlaku
saat itu.
Entah apa yang dipikirkan oleh pemimpin organisasi Leute
saat itu, meilhat keadaan yang justru semakin memburuk lantaran propaganda yang
dilakukan organisasinya. Ia justru semakin melakukan penekanan terhadap dunia,
dengan beberapa satelit yang berhasil mereka bajak, dalam waktu yang bersamaan ia mulai
memerintahkan ekspansi ke perbatasan kedua belah pihak yang sedang berperang
sekaligus menebar ancaman dengan senjata yang telah mereka Buat.
Berdamai atau musnah, itulah kalimat pilihan yang
diberikan pemimpin Leute. Setelah
mempublikasikan senjata yang berhasil menghancurkan sekumpulan asteroid di planet saturnus, dunia mulai yakin dan takut kalau kalimat itu
adalah pilihan terakhir mereka.
Tak berselang
lama Leute pun mengumumkan akan mengirimkan diplomat ke masing-masing kubu yang
tengah berperang sebagai kelanjutan dari misi yang
tengah Leute jalankan.
Dan diantara diplomat tersebut Costica Ammon yang berusia 20 tahun terpilih sebagai perwakilan untuk mengemban
tugas dalam bernegosiasi dan mencari titik temu perdamaian untuk negara utopia.
Dari sana pertemuan Costica Ammon dengan Putri Hestia Rayya Walter dimulai. Dari kabar yang beredar semenjak Costica Ammon
datang ke istana utopia, Putri Hestia yang sebelumnya selalu tampak kosong,
kini ia tampak menjadi lebih hidup, kehadiran Costica yang membawa pilihan
kedamaian sekaligus kehancuran untuk umat manusia menjadi tolak ukur untuk Putri
Hestia terhadap beban yang mereka miliki di masing-masing pundak mereka. Pada
awalnya pertentangan selalu terjadi diantara mereka berdua. Namun, setelah Putri
Hestia mengerti maksud dari kedatangannya, ia pun mulai percaya kalau Costica
pasti akan membawa perubahan terhadap dunia ini.
Disisi lain karena Raja Binanga pun mulai tampak bosan dengan keadaan perang yang sama sekali ridak
membuahkan titik temu di kedua belah pihak dan justru semakin mengarah ke
kepunahan umat manusia, ia pun mulai berfikir untuk menjalin kerjasama yang di
canangkan Leute sebagai modal perdamaian.
Sama seperti
raja sebelumnya yang lengser karena fraksi bayangan yang tidak setuju dengan
kebijakan yang telah berlaku, kali ini mereka pun berencana menggagalkan
konferensi perdamaian yang
digagas oleh Leute setelah pihak utopia dan fusioneren melakukan gencatan
senjata karena tekanan dari Leute. Fraksi bayangan berencana membunuh Costica Ammon dalam pertemuan
tersebut sehingga perang yang selama ini telah berjalan akan kembali pecah
dengan harapan Raja Binanga akan mengambil kesempatan tersebut untuk mengambil
alih situasi perang.
Meski demikian takdir tampaknya berkata lain, sesaat
sebelum sang eksekutor menarik pelatuk,
tiba-tiba saja Putri Hestia menghampiri Costica Ammon sehingga pada saat itu
pula sang Putri jatuh terkapar dipangkuan Costica Ammon. Ruang podium yang
sebelumnya tenang kini terjadi kepanikan yang begitu hebat. Semuanya saling
tuduh dan menodongkan senjata. Masyarakat dunia yang pada saat itu menyaksikan
melalui televisi pun menjadi tegang hingga sebuah kalimat dari Putri Hestia
mengetuk hati jutaan manusia sesaat sebelum ia menghembuskan nafas terakhir,
‘syukurlah kamu tidak apa-apa, dan untuk semua yang ada disini, sudahkah kalian
terbiasa melihat darah bercecer seperti ini...’ ucap Hestia sambil menahan rasa
sakit disamping Costica yang terus meminta pertolongan. ‘apa yang kalian cari
dari perang ini, kekayaan, kehidupan, kebahagiaan atau apa... Hei, Costica… tetap lanjutkan misimu, aku akan selalu mendukungmu
sekalipun aku tak bisa menepati janji kita...’ tambah Hestia sebelum ia
benar-benar menutup matanya.
Dari peristiwa tersebutlah masyarakat dunia
menjadikan tanggal 14 februari sebagai hari perdamaian Bukan sebatas hari
valentine. Meskipun setelah kematian Hestia banyak masyarakat
dunia yang akhirnya tergerak, namun Bukan berarti semuanya sudah berakhir.
Pengorbanan dami pengorbanan terus terjadi di berbagai belahan dunia sabelum
akhirnya kesepakatan ketiga kubu benar-benar terwujud.” Ucap Bu disca mengakhiri
narasinya.
“Bu, terus apa yang kami lakukan jika salah satu
dari kami terpilih sebagai pasangan raja dan ratu perdamaian, Bukankah dalam
kenyataannya Costica dan Putri Hestia berakhir dalam perpisahan maut?” Tanya salah seorang siswa.
“melanjutkan impian mereka, itulah tugas mereka, Bukan
tapi tugas kita untuk menjaga dan membuat inovasi agar perdamaian terus ada dan
kemakmuran terus berdampingan dengan kita.”
“oh, begitu ya?”
“ya,
jadi siapa diantara kalian yang ingin menjadi raja dan ratu perdamaian?” Jawab Bu disca.
“meskipun ibu
bilang begitu, tampaknya kami tidak tertarik untuk mengikutinya?” Jawab salah
seorang murid lain yang terlihat agak bosan.
“heeh, kenapa?
Hadiahnya besar lho?”
“memang
hadiahnya apa Bu?”
“hadiahnya,
kalau kita berhasil membuat sepasang teman kita menang menjadi raja dan ratu perdamaian, maka kelas kita akan mendapat kesempatan
berlibur selama dua hari di suatu tempat.”
“kemana Bu?”
“Kalau itu
rahasia?”
“bu, aku mau
bertanya?” Ucap Edward mengacungkan diri.
“ya Edward, mau
tanya apa?”
“misalkan aku ikut, bolehkah aku berpacaran dengan orang yang
menjadi pasangan saya?”
“kalau itu
terserah pasanganmu.”
“okey Bu, kalau
begitu aku ikut.”
“dari pihak
laki-laki ada Edward yang mengajukan diri, sekarang dari pihak perempuan?” Tanya
Bu disca.
“nggak ada Bu,
kami nggak akan ikut perlombaan itu jika Edward yang menjadi pasangan kami!”
“iya benar,
mendengar niat awalnya saja sudah seperti itu bagaimana nantinya?”
“memang kenapa?”
Tanya Edward.
“nggak, pokoknya
kami nggak akan ikut.”
“bu!” Cegatku,
“memang apa yang akan dilombakan jika kelas kita sudah memiliki pasangan tersebut?” Tanyaku yang
penasaran dengan kegiatan apa yang akan dikerjakan di acara ini.
“pertanyaan
bagus akio! Berbeda dengan tahun sebelumnya yang mana raja dan ratu perdamaian
hanya menampilkan pameran Busana dan keserasian dari pasangan tersebut, kali
ini sekolah memutuskan untuk membuat acara ini menjadi lebih meriah dengan
menambahkan beberapa penilaian lagi, seperti adu kecerdasan sekaligus kekompakan
dalam debat antar kelas yang akan diwakilkan ke setiap pasangan yang ditunjuk
oleh masing-masing kelas, membuat dan mengajukan proposal untuk memperbaiki,
memberi penyegaran atau membuat sesuatu yang bisa membawa lembaga sekolah ini
menjadi sekolah yang tidak hanya mencerdaskan siswanya namun juga menjadi
tempat yang takkan terlupakan untuk setiap orang yang pernah belajar atau
bekerja di sekolah ini dan terakhir kelas yang memenangkan lomba akan diberi
hak untuk mendirikan suatu event seharian penuh. ”
“dengan kata
lain disini kita dituntut untuk menjadi raja dan ratu selayaknya raja dan ratu
yang sebenarnya Bu?” Jawabku menyimpulkan.
“benar…”
“bu, kalau
begitu saya nggak jadi ikutan.” Ucap Edward yang dengan mudahnya mengubah
niatnya setelah mendengan pembicaraan tadi.
“terus siapa
yang mau jadi perwakilan untuk kelas kita, padahal ibu tadi berharap akan
banyak yang mnyalonkan diri untuk ikut acara ini, tapi rasanya harapan ibu
terlalu tinggi.”
Untuk beberapa
saat terlihat sekelompok siswa laki-laki membicarakan sesuatu yang aku sendiri
tidak tahu.
“bu, dari pihak
laki-laki kami sudah tahu siapa orang yang pantas untuk menjadi raja dan
memimpin kelas kita dalam acara tersebut, dia adalah…”
“akio Bu!” Teriak
Cheryl dengan lantangnya.
Semua terdiam melihat
tingkah Cheryl yang seperti itu.
Lho kok aku?
“iya, akio Bu
orangnya!” Tambah siswa tadi setelah pembicaraannya terpotong oleh Cheryl.
Kenapa?
“kalau ibu
berbicara masalah debat, aku, tidak kami yakin akiolah ahlinya. Karena dia
adalah siswa dengan peringkat nomor dua disekolah kita, satu-satunya sekolah
dengan standar tertinggi di dunia. Selain itu akio juga gampang bergaul, dan
masalah wibawa dia lebih berwibawa dibandingkan semua laki-laki yang ada
disini, benarkan teman-teman?”
“iya benar!”
“jadi, dari
pihak laki-laki, kami sepakat kalau akio yang akan jadi rajanya?”
“jadi semua laki-laki disini cemen ya, menyerahkan
segalanya ke akio saja?” Sindir Bu disca.
“iya benar, sebagai laki-laki kalian nggak punya jiwa
sportifitas apa? Dengan mudahnya menyerahkan semua ini kepadaku? Bagaimana
kalau aku menolak?”
“nggak mungkin kamu menolak, karena kamu
satu-satunya harapan kami. Dan kami yakin kamu pasti akan memenangkannya
bersama pasanganmu.”
“tapi...” Ucapku terpotong oleh cheryl.
“iya benar, terima saja. Aku yakin kamu pasti bisa
akio!” Ucap cheryl yang justru semakin memojokkanku.
Bagaimana ini,
aku tidak mau mengikuti acara seperti ini, memang benar aku sedang mencari arti
dari sebuah cinta namun Bukan berarti harus dengan cara seperti ini. dan lagian
Cheryl kenapa sih memojokkan aku untuk menjadi raja. Kalau seperti ini terus
bisa-bisa aku terpilih. Sebaiknya aku menghentikan Cheryl agar tidak mengajukan
aku terus-menerus. Tapi bagaimana ya? Mmm… baiklah … “kalau
begitu kamu yang jadi pasanganku, bagaimana!” Ucapku dengan maksud agar cheryl
berhenti memojokanku meski entah kenapa semua jadi terdiam.
“heh...!!!“
“cieeee... Terima saja cheryl, terima saja.”
Kenapa, aku ngomongnya salah ya?
“bagus akio, itu baru namanya gentleman!” Ucap edward
menepuk punggungku sambil tertawa.
Disaat seperti
ini kenapa aku salah tingkah sih. Kalau seperti ini menolak dengan cara apapun
pasti jawabannya sama.
“ehem... Kalau begitu kami setuju kalau raja dan
ratu untuk perwakilan kelas kami adalah akio dan cheryl.” Ucap ketua kelas.
“tapi aku...” Ucapku.
“nah, karena sekarang kelas kita sudah memiliki
perwakilan untuk raja dan ratu perdamaian. Selanjutnya ibu akan memberitahukan
secara detail mengenai apa saja yang harus dipersiapkan dan mengapa acara ini
begitu penting.”
“tapi, aku belum memutuskan mau atau tidaknya?”
“tidak apa-apa akio, ini sudah menjadi keputusan
bersama, jadi kamu harus menerimanya.” Jawab Bu disca.
“suatu kerajaan akan dinamakan sebagai negara jika
ada masyarakat yang hidup didalamnya. Dan raja, presiden, atau apapun namanya yang
memimpin suatu negara tersebut tidak akan dinamakan pemimpin jika tidak
dibantu, dikawal, dan disegani oleh masyarakatnya. Maka oleh sebab itu, setiap
siswa yang tidak terpilih sebagai raja dan ratu perdamaian maka akan diwajibkan
untuk membantui pasangan yang terpilih dalam proses pemilihan yang akan maupun
sebelum pemilihan tersebut dimulai. Untuk Cheryl dan akio mulai hari ini persiapkan diri kalian baik-baik.”
Lanjut Bu disca.
“iya Bu…”
“dalam
kompertisi raja dan ratu perdamaian nanti, penilaian akan ditentukan
berdasarkan dari hasil banyaknya pendukung, keterampilan dalam berpakaian,
proposal yang diajukan dalam bentuk presentasi serta tulis,
serta debat antar
pasangan dengan topik yang akan ditentukan oleh panitia. Nah, karena banyaknya
penilaian dan kegiatan yang harus dikerjakan oleh pasangan calon raja dan ratu
perdamaian, maka kelas kita akan dibagi menjadi beberpa kelompok…”
0 comments