Saturday, September 2, 2017

Life Not Equel Math ch 8

Chapter 8 : Pasangan
Kami pun terus berjalan menuju ke rumah kami masing-masing.
“ward, kita berpisah disini ya?”
‘kenapa, kan kita satu arah?”
“aku mau nganter cheryl pulang dulu.”
“kenapa nggak bareng saja? Oh maaf, sebaiknya aku nggak usah mengganggu. Baiklah kalau begitu kita berpisah disini. Bye, sampai besok ya?”
“iya. Ayo cheryl.”
“Tidak seperti biasanya?” ucap cheryl.
“maksudmu?”
“oh, maksudku tidak seperti biasanya edward tidak menggangu kita, biasanya kan kalau salah satu dari kita bilang seperti tadi dia langsung ikut.”
“iya juga ya. Tapi biarlah, mungkin ada yang lebih penting dari pada mengikuti kita” kataku.
“ngomongin edward, sedari aku mengenalnya, aku masih penasaran dengan satu hal mengenai apa yang dilakukan edward.”
“apa itu?” tanyaku.
“aku penasaran dengan organisasi yang sering dibicarakan oleh edward dengan kamu.”
“oh.... itu ya. Aku sarankan sebaiknya kamu nggak usah tahu tentang informasi tersebut?
“kenapa? Memang berbahaya ya?”
“benar-benar berbahaya, jika kamu mengetahuinya maka hidup kamu akan berubah 180 derajat.”
“emang informasi apa sih? Kasih tau dong?”
 “sebaiknya nggak usah?’
“kenapa?”
“bener nggak apa-apa?” tanyaku memperingatkan
“iya”
“serius?” tanyaku mengulang.
“iya, aku serius.”
“kamu akan menerimanya?”
“iya-iya, cepat, nggak usah banyak basa basi.”
“baiklah kalau kamu memaksa, sebenarnya...”
“iya-iya”
“sebenarnya organisasi yang edward ikuti adalah perserikatan jones.”
“apa! Jones, maksudnya jones (minus singles) yang itu?” ucapnya tercengang.
“iya, jomblo ngenes (minus singles)
“nggak salah dengar nih aku?” ucapnya sambil menahan tawa.
“iya aku serius”
“terus kenapa bisa mengubah hidup seseorang, bukankah itu agak berlebihan?”
“memang benar kalau pertama kali mendengar hal ini akan berfikir berlebihan. Tapi itulah yang sebenarnya?”
“contohnya?”
“contohnya… hmmm, bagaimana ya menjelaskannya? Oh begini saja! Edward dan organisasinya selalu mencari informasi mengenai bagaimana dan seperti apa itu hubungan percintaan. Yang mana setiap disitu ada laki-laki dan perempuan yang sedang berinteraksi atau cukup dekat maka disitulah ia akan bersarang sekalipun mereka bukan berstatus pacaran atau sesuatu yang lebih tinggi lagi.
terus kalau mereka sudah mendapat informasi, apa yang akan mereka lakukan?” Tanya Cheryl yang terlihat semakin penasaran.
“tentu saja mereka akan memilah informasi tersebut dan setelah itu akan mereka jadikan tuntunan untuk mendapatkan pasangan seperti yang mereka inginkan, begitulah yang Edward jelaskan saat aku bertanya.” Ucapku memperjelas.
“hmmm, begitu ya, terus dimana letak bahayanya? Bukankah itu wajar sebagai manusia yang selalu berusaha dan belajar dari sekitarnya jika menginginkan sesuatu.”
“memang benar, tapi kamu lihat sendiri kan bagaimana dia terus mengikuti aku, setiap aku bersama dengan perempuan maka di situlah dia akan muncul terutama saat bersama kamu.”
“mungkin Edward menganggap kita sebagai pasangan?”
“hah...” kata ku tercengang mendengar Cheryl berbicara seperti itu.
“ee.. bukan! Maksudku… mungkin karena kamu teman baiknya jadi dia mengikuti kamu.”
 “tapi bukan berarti harus ikut campur dengan urusan pribadiku.”
Tak terasa perjalanan dengan cheryl harus berakhir untuk malam ini.
“akhirnya sampai juga, terima kasih ya sudah mengantarku sampai depan rumah.”
“iya, nggak apa-apa kok. Kalau begitu sampai besok ya?”
“iya.. bye!”
Setelah mengantar cheryl sampai di depan apartemennya, aku pun memutuskan untuk langsung pulang ke rumah.
“pasangan ya?” apa mungkin aku akan bisa memahami cinta jika aku menjadi pacarnya? Tapi bagaimana aku melakukannya, dan aku sendiri pun masih tidak tahu apa itu cinta. Masa aku harus menyatakannya hanya demi sebuah informasi? Biarlah… hari ini sudah cukup melelahkan, sebaiknya aku tidur saja.
***
“syukurlah, masih tersisa waktu sebelum jam pertama masuk.” Gara-gara semalam teringat dengan kata-kata Cheryl, semalaman aku dibuat pusing dan akhirnya aku bener-benar tidak bisa tidur.
Padahal sih bukan kata-kata mutiara atau pesan, tapi lebih mengarah ke susuatu yang sepele. Namun, ketika aku teringat kembali dengan misi yang sedang aku jalani sekarang. Rasanya ada sesuatu yang akhirnya membuatku menjadi bimbang.
Tapi apapun itu, sebaiknya aku tetap terus melanjutkan misi ini, karena aku yakin jika aku mengetahui arti sebenarnya dari sebuah cinta mungkin akan ada perubahan besar yang akan terjadi dsekitar saya. Baiklah, sekarang waktunya mencari bahan yang relevan untuk aku jadikan tuntunan.
Hampir lupa, saat ini aku sedang berada di perpustakaan. yah meskipun tadi hampir terlambat, namun bukannya aku langsung masuk kedalam kelas tapi aku justru mampir ke perpus. Namun, ini juga ada alasannya. Masalahnya ada buku yang seharusnya aku bawa namun tertinggal saat aku tergesa-gesa ke sekolah. Makanya sekarang aku sempatkan untuk meminjamnya di perpus.
“mana ya, bukunya. Seharusnya ada disekitar sini…”
‘brakk,’ tanpa sengaja aku menabarak seseorang.
“maaf, maaf, kamu nggak apa-apa kan?” ucapku meminta maaf. Siapa gadis ini, rasanya aku baru pertama kali bertemu dengannya.
“iya nggak apa-apa kok.”
“wah, banyak banget buku yang kamu bawa?”
“iya, aku sudah selesai membacanya. Jadi sekarang aku mau mengembalikannya.” Jawab gadis tersebut.
“semuanya?”
“iya, memang kenapa?”
“nggak apa-apa sih, hanya jarang sekali aku melihat orang yang bisa membaca buku-buku setebal ini sampai tuntas.”
“aku bantu ya?” usulku.
“nggak usah, aku bisa sendiri.
“nggak apa-apa, lagian juga aku yang sudah menabrak kamu jadi tolong biarkan aku menebus kesalahanku.”
“baiklah kalau kamu memaksa.”
“ngomong-ngomong siapa nama kamu, kok rasanya aku jarang melihatmu atau lebih tepatnya baru melihatmu di sekolah ini. Murid pindahan ya?”
“bukan.”
“tapi kenapa aku baru melihatmu?”
“ namaku angela sara dan aku seangkatan dengan kamu”
“tunggu sebentar, angela sara, angela sara... mungkinkah kamu siswa yang mendapat peringkat satu namun tak pernah muncul ke podium saat pemberian piagam?”
“iya, namun aku tidak bermaksud sombong atau bagaimana, hanya saja situasi saat itu memang mengharuskan saya untuk tidak menghadiri acara tersebut.” Jawab angel yang terlihat agak ketakutan.
“nggak apa-apa kok, lagian aku juga tidak mempermasalahkannya. Oh iya, perkenalkan, namaku akio ahsan dari kelas 2A.”
“salam kenal” ucapnya.
“ngomong-ngomong ini mau ditaruh dimana?”
“disini”
“baiklah, yap, selesai.”
Bel tanda masuk pun berdenting mengingatkanku dengan sesuatu yang begitu penting.
“waduh, sudah masuk ya, bagaimana ini?”
“ada apa sih?”
“buku modul seni saya tertinggal dirumah karena tadi aku berangkat dengan tergesa-gesa takut terlambat, makanya aku kesini mau meminjanya. Tapi aku cari kemana-mana tidak ada, bagaimana ini ya?”
“kebetulan aku membawanya, kalau kamu tidak keberatan, aku bisa meminjamkannya kok”
“serius, tapi kamu sendiri bagaimana?”
“nggak apa-apa kok, lagian pelajarannya dimulai jam ke 5 sehabis istirahat nanti.”
“baiklah, kalau begitu aku pinjam dulu ya. Ngomong-ngomong kamu kelas apa?”
“aku kelas 2E.”
“2E ya, kalau begitu nanti saat jam istirahat akan aku kembalikan.”
“iya,”
“pak aris pasti hampir sampai dikelas, sudah dulu ya, dan terima kasih bukunya.: ucapku sambil berlari keluar.
***
Bel tanda istirahat telah berbunyi. Syukurlah jam pertama saya tertolong oleh buku ini. Sekarang sebaiknya aku kembalikan saja.
“akio kamu punya waktu sebentar nggak?”
“ada apa anna?”
“ikut aku sebentar yuk, ada sesuatu yang ingin aku tunjukan kepada kamu?” ajak anna menarik tanganku.
“ta, tapi aku…”
“ayo ikut saja, Cheryl, akio aku pinjam dulu ya?” ucap anna sambil menarik tanganku.
“hah, kenapa ijinnya ke aku?”
“kita mau kemana sih?” tanyaku yang memang penasaran dengan tingkah anna yang mendadak seperti ini.
“nanti kamu juga tahu, ayo ikut aku saja.”
“kalau begitu, ijinkan aku mengembalikan buku ini dulu.”
 “baiklah, tapi selanjutnya kamu harus ikut aku ya?”
“siap.”
Setelah aku berkata seperti itu, anna terus menarikku kesana kemari. Entah apa yang akan dia lakukan terhadap saya, tapi semoga saja aku tidak membuat kesalahan.
“sudah sampai… ayo, sekarang kembalikan bukunya?” ucap anna.
‘buku apa?”
“katanya tadi mau mengembalikan buku, sekarang kita sudah sampai di perpus. Jadi silahkan kembalikan bukunya.”
“tapi aku meminjamnya bukan disini…”
“terus kemana?”
“makanya jangan asal tarik saja, ayo ikut aku?” ucapku.
***
“nah, kita sudah sampai”
“2E?” ucap anna yang terlihat penasaran.
“tunggu sebentar ya?”
“maaf, sara-nya ada?” tanyaku ke salah satu siswi yang ada di dalam kelas.
“sara? Dia kelasnya tidak disini.”
“tapi tadi pagi dia bilangnya ada di kelas ini, kelas 2E”
“memang benar dia siswi kelas 2E, namun yang dia maksud adalah kelasnya sendiri bukan kelas ini”
“memang kelas 2E ada berapa?” tanyaku karena bingung.
“pada dasarnya Cuma ada satu, namun entah karena alasan tertentu dia harus tinggal di kelas yang berbeda dengan kita.”
“memang kenapa?”
“kami juga tidak tahu alasannya?”
“terus, dimana kelasnya?”
“kalau kelasnya ada disamping kanan ruang perpustakaan.”
“kalau begitu terimakasih atas informasinya?” ucap ku berpamitan.
“sama-sama.”
“bagaimana, sudah kamu kembalikan bukunya?” Tanya anna.
“kelasnya bukan disini/”
“lho, kenapa?”
“nanti akan aku ceritakan, ayo!” ajakku.
“hey, kenapa kita kembali lagi ketempat ini, katanya bukan di perpustakaan? Tapi…”
“emmm, kalau tidak salah sebelah kanan perpus. Mungkin ini tempatnya?”
“kenapa kita kesini? Bukankah ini ruangan bukan unuk umum?”
“permisi, ini saya akio, yang tadi pagi meminjam buku kamu. Sekarang aku mau mengembalikannya.”
“maaf, sekarang aku sedang sibuk, bisakah kamu titipkan ke perpus saja?” jawab sara yang rupanya memang ada di dakan ruangan itu.
“baiklah, akan aku titipkan ke perpus, tapi sebelumnya bisakah kita bicara? Ada sesuatu yang ingin aku ketahui dari kamu?”
“tapi sekarang aku sedang sibuk” jawabnya dari dalam ruangan.
“kapan-kapan juga boleh.”
“kalau begitu, bagaimana kalau besok sebelum jam pelajaran masuk?”
“baiklah kalau itu mau kamu. Dimana kita bisa bertemu?”
“disini?”
“okey, sampai besok ya, dan terima kasih bukunya.”
“ayo anna!” ajakku.
Setelah aku menitipkan buku yang aku pijam dari sara, aku pun kini melanjutkan perjalannan menuju tempat yang anna inginkan.
“akio tadi siapa?”
“oh, tadi sara dari kelas 2E?”
“sara? Maksudmu angela sara yang mendapat peringkat 1?”
“iya, kenapa dia ada di ruang itu?”
“entahlah aku juga ingin tahu, tapi yang pasti itu adalah ruang kelasnya.”
“hah?”
“yang lebih penting kita mau kemana ini?” tanyaku.
“hampir lupa, ayo! Semoga saja masih ada waktu.”
Anna pun menyuruhku berlari.
“syukurlah masih ada waktu, ayo, silahkan duduk!”
“kenapa kita ke kantin?”
“pesanlah apa yang kamu inginkan.”
“maksudnya?” tanyaku yang semakin tidak jelas.
“ini sebagai rasa terimakasih dari saya karena berkat rencanamu itu sekarang keluarga saya sudah kembali seperti dulu.”
“tapi kenapa cuma saya, Cheryl kan juga ikut membantu dan Edward pun ikut membantu juga meskipun dia hampir membuat semua rencana kita hancur.”
“memang benar, makanya nanti setelah ini aku juga mau melakukan sesuatu kepada mereka seperti yang aku lakukan saat ini dengan kamu.”
“kenapa tidak bersama-sama saja?”
“salah ya jika hanya berdua saja dengan kamu?”
“tidak sih, tapi?”
“atau jangan-jangan kamu takut nanti Cheryl cemburu ya?”
“hah? Kenapa kamu ngomong seperti itu, kita nggak…”
“ya sudah, kalau begitu terima saja tawaranku ini, toh aku Cuma  mau mrntraktir kamu bukan mau melakukan sesuatu.”
“iya, iya aku terima!”
“nah, begitu dong!”
“tapi ingat ya kamu juga harus melakukan hal yang sama kepada mereka berdua seperti yang kamu lakukan terhadap saya/”
“tenang saja, aku janji kok.” Kata anna.
“soalnya aku tidak suka melihat orang yang membeda-bedakan…”
“iya, iya… ayo, silahkan pesan makanannya”
***

bersambung


Note : Hak Cipta karya tulis ini sepenuhnya milik Hirekija. dilarang melakukan penggandaan atau plagiat dalam bentuk apapun.  cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. 
Load disqus comments

0 comments