Tuesday, September 22, 2020

Hidup

Hidup, setiap yang bernafas, setiap yang berjalan, dan setiap yang berfikir...
Kehidupan tak ubahnya pohon, dari sebutir benih yang tumbuh menjadi tunas, semakin tinggi semakin menguatkan batang dan dahan. Berdiri sendiri diterpa angin, badai, panas dan hujan...
Kehidupan manusia takkan pernah luput dari suatu perjuangan, berjuang demi sesuap nasi, berjuang demi kebebasan, berjuang demi kebahagiaan dan masih banyak perjuangan yang dilakukan setiap individu yang menginginkan kehidupan.
Namun, terkadang kerasnya kenyataan yang dihadapi seseorang menjadikannya terjatuh hingga ke dasar yang mungkin takkan bisa kembali ke tempat semula, membuatnya lupa tentang makna dari apa yang telah ia lewati, lupa akan tujuan apa yang sebenarnya ingin ia gapai...
Lalu siapakah yang harus kita salahkan disini, apakah keluarga kita, apakah kelahiran kita, apakah teman kita, atau... apakah tempat saat ini kita berpijak?
Mari kita lupakan sejenak siapa yang harus disalahkan, tapi pikirkan bagaimana kita harus menerima apa yang telah terjadi. Sesakit apapun, seperih apapun suatu hal yang telah terjadi dikehidupan kita akan menjadi lebih menyakitkan ketika kita tidak bisa melupakan perasaan tersebut.
Tak ada salahnya jika untuk mengingatnya, tapi cobalah untuk mengingat bukan dengan rasa sakit itu, tapi cobalah untuk mengingatnya sebagai catatan agar kita bisa bergerak maju dan terus maju hingga kita menjadi lebih baik.
Sebuah kehidupan bukan suatu keabadian, akan tiba waktunya ketika kita akan memudar hingga lupa apa itu rasa sakit, apa itu bahagia, dan semua perasaan yang pernah kita alami...
Penulis sendiri merasa bahwa apa yang saat ini tulis pun tak ubahnya rangkaian kata biasa yang dapat ditemui dimana-mana dan ia pun kadang berfikir bahwa apa yang ia tulis bukan tidak mungkin bahwa ia telah atau akan mengingkari nya
Namun, bukan berarti bahwa apa yang kita rasakan saat ini, apa yang kita sesalkan atas sesuatu yang terjadi dimasa lalu, dan apa yang membuat kita merasa sakit bahkan ketika hanya mengingatnya saja akan menjadi hal yang sama untuk orang lain...
Mungkin kita tersakiti, mungkin kita menyesali, namun... Dari apa yang telah terjadi pasti akan ada orang lain diluar sana yang menganggap bahwa "itulah hidupmu tetap jalani, tetap lanjutkan" atau "aku belajar darimu, terimakasih untuk pengalamanya" dan masih banyak lagi kalimat yang mungkin ketika kau mendengarnya kau akan merasa kalau kau pernah ada dihati mereka meski hanya sekilas, atau kau akan bangga karena kau telah berhasil ikut memberi sedikit warna dari jutaan hingga milyaran warna kehidupan yang bersinar di dunia...
Mungkin besok, atau mungkin lusa, Minggu depan, tahun depan atau bahkan seabad kemudian seseorang akan mengapresiasi perjalanan yang telah kita lewati. Namun bukan itu tujuan kita hidup.
Karena inti dari hidup kita adalah bukan hanya sebatas harta, kekuasaan, kenikmatan atau hal2 yang berkaitan dengan materi semata, tapi untuk menjalani hidup sebagai manusia yang "hidup untuk hidup yang lebih hidup..."

Load disqus comments

0 comments