Saturday, January 28, 2017

Perjalanan Sang Lagu Pemersatu bangsa INDONESIA RAYA

Selamat siang teman-teman! ehem,...! mulai dari mana ya?, kira-kira apa yang kalian tahu tentang INDONESIA RAYA? aku yakin kalian semua akan menjawab lagu kebangsaan indonesia. tapi, apakah kalian pernah berfikir mengapa Indonesia Raya dijadikan sebagai lagu kebangsaan bukan lagu Padamu Negeri atau lagu nasional lainnya?

mau tahu, mau tahu?
langsung saja dibaca artikelnya.

Sejak pertama kali dikumandangkan di kongres pemuda II hingga saat ini lagu indonesia raya telah melalui berbagai macam rintangan hingga kini akhirnya dapat bebas dikumandangkan oleh siapa saja dan dimana saja. sudah sewajarnya jika kita sebagai bangsa indonesa harus hafal dan memaknai setiap bait dari lagu tersebut sebagai hal yang wajib kita hargai untuk membawa negeri ini menjadi lebih baik lagi.

Sejarah Lagu Indonesia Raya
Foto WR.Soepratman pencipta lagu Indonesia Raya
Foto WR.Soepratman pencipta lagu Indonesia Raya 
28 Oktober 1928 malam, di gedung Jl. Kramat Raya 106 Batavia, pemuda Wage Rudolf Supratman (9 Maret 1903 – 17 Agustus 1938) menyebarkan lirik konsep suatu lagu kepada hadirin di sana. Pada malam penutupan Kongres Pemoeda itu pada Desember 1928, Supratman dengan gesekan biolanya mengiringi sebarisan paduan suara, mengetengahkan lagu ciptaannya berjudulIndonesia Raja. Dua bulan kemudian ode (lagu pujian perjuangan) tersebut menjadi amat populer, terutama dipelopori anggota Kepanduan Bangsa Indonesia, sebab dalam lirik ode tersebut ada kalimat “jadi pandu ibuku”.

Supratman, putra Sersan KNIL Djoermeno Senen Sastrosoehardjo, di saat itu memang sudah dikenal sebagai komponis, serta wartawan dan penulis muda berbakat. Berkat pergaulannya cukup luas di kalangan kaum muda, hatinya tergerak untuk menciptakan ode itu, walau kemudian oleh beberapa pengamat, dikatakan lagu Indonesia Raya itu terpengaruh La Marseille – ciptaan Rouget de L’isle (1922).
Lagu ini di zaman Belanda sempat menghebohkan, tahun 1930 Indonesia Raja dilarang dinyanyikan umum, karena dianggap mengganggu ketertiban dan keamanan. Supratman diinterogasi dan ditanya mengapa memakai kata “merdeka, merdeka”. Dia menjawab kata-kata itu diubah pemuda lainnya, sebab lirik aslinya “moelia, moelia”. Protes pun berdatangan, sampai volksraad turun tangan. Akhirnya laguIndonesia Raya minus lirik “merdeka, merdeka” boleh dinyanyiakn, asal dalam ruangan tertutup!

Menjelang ujung umurnya, setelah menciptakan lagu Dari Barat Sampai ke TimurBendera Kita, Ibu Kita Kartini dan lainnya, Supratman pada 7 Agustus 1938 ditangkap Belanda di Surabaya, gara-gara lagunyaMatahari Terbit yang dianggap mengandung “simpati” terhadap Kekaisaran Jepang. Lagu itu pun dilarang diperdengarkan di muka umum. Tak lama kemudian, W.R. Supratman yang dinyatakan ekstrem ini wafat.

Jepang menduduk Indonesia tahun 1942. Lagu Indonesia Raya segera dilarang dikumandangkan, walau sebelumnya Jepang sempat mengudarakan lagu ini lewat Radio Jepang – untuk mengambil hati “saudara mudanya”. Tapi setelah merasa kedudukannya goyah, Jepang membentuk Panitia Lagu Kebangsaan pada tahun 1944.

Naskah asli Supratman tahun 1928, kemudian diubah beberapa kata-katanya. Namun, perubahan cukup besar terjadi pada refrain lagu 1928 : Indones’, Indones’ Moelia, Moelia Tanahkoe, negrikoe yang Koetjinta Indones’, Indones’ Moelia Moelia, Hidoeplah Indonesia Raja, menjadi: “Indonesia Raya, Merdeka Merdeka, Tanahku, Negriku yang Kucinta, Indonesia Raya, Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya” (dalam versi 1944).

Setelah Jepang angkat kaki dari Indonesia, namun sampai Agustus 1948 belum ada keseragaman, hingga dibentuklah Panitia Indonesia Raya pada 16 November 1948. Baru pada 26 Juni 1958 keluar peraturan pemerintah tentang lagu Indonesia Raya dalam enam bab khusus yang mengatur tata tertib, sampai keseragaman nada, irama, kata, dan gubahan lagu.

Lagu Indonesia Raya secara musikal telah diaransemen oleh Jos Cleber , orang Belanda (atau Belgia), setelah menerima permintaan Kepala Studio RRI Jakarta Jusuf Ronodipuro pada tahun 1950, Jos Cleber pun menyusun aransemen baru, yang penyempurnaannya ia lakukan setelah juga menerima masukan dari Presiden Soekarno. Rekaman asli dari Jos Cleber tahun 1950 dari Orkes Cosmopolitan Jakarta, telah dimainkan dan direkam kembali secara digital di Australia tahun 1997 berdasarkan partitur Jos Cleber yang tersimpan di RRI Jakarta, oleh Victoria Philharmonic di bawah pengarahan Addie MS.

Sebagai tambahan :

Kontroversi Lagu Indonesia Raya yang Pernah Terjadi :

Remy Sylado, seorang budayawan dan seniman senior Indonesia pada Kompas tanggal 22 Desember 1991, menuliskan bahwa lagu Indonesia Raya merupakan jiplakan dari sebuah lagu yang diciptakan tahun 1600-an berjudul Lekka Lekka Pinda Pinda. Namun, Kaye A. Solapung, seorang pengamat musik, menanggap tulisan Remy, Ia mengatakan bahwa Remy hanya sekadar mengulang tuduhan Amir Pasaribu pada tahun 1950-an. Ia juga mengatakan dengan mengutip Amir Pasaribu bahwa dalam literatur musik, ada lagu Lekka Lekka Pinda Pinda di Belanda, begitu pula Boola-Boola di Amerika Serikat. Solapung kemudian membedah lagu-lagu itu. Menurutnya, lagu Boola-boola dan Lekka Lekka tidak sama persis dengan Indonesia Raya, dengan hanya delapan ketuk yang sama. Begitu juga dengan penggunaan Chord yang jelas berbeda. Sehingga, ia menyimpulkan bahwa Indonesia Raya tidak menjiplak.
https://visiuniversal.blogspot.co.id/2015/09/sejarah-singkat-penciptaan-lagu.html


Perkembangan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Hingga saat ini Lagu Kebangsaan Indonesia Raya mengalami 3 kali perubahan yaitu versi asli yang ditulis Wage Rudolf Supratman, Lirik Resmi yang diumumkan tahun 1958 dan Lirik Modern yang kita pakai saat ini. dan berikut adalah naskah lagu indonesia raya dari pertama kali di buat hingga saat ini.
Naskah asli lagu indonesia raya sebelum di ubah
Naskah asli lagu indonesia raya sebelum di ubah

Naskah indonesia raya setelah pendudukan jepang
Naskah indonesia raya setelah pendudukan jepang

Naskah lagu Indonesia Raya yang sekarang digunakan
Naskah lagu Indonesia Raya yang sekarang digunakan
bagaimana menurut kalian, kerenkan artikel kali ini?
Sebagai bangsa dan warga negara indonesia sudah selayaknya kita harus menjaga dan melindungi negeri ini selayaknya mel;indungi diri sendiri. karena seperti halnya suatu rumah takkan ada yang akan merawat dan melindunginya selain penghuni rumah itu sendiri.
Meskipun rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau namun tetap saja milih sendirilah yang paling istimewa, karena didalamnya tersimpan sejuta cerita yang tak mungkin ada di tempat lain.



sumber :
Wikipedia.co.id
Intisari-online.com
Gambar diambil dari Google

Load disqus comments

0 comments