Friday, October 7, 2016

Cara Menghentikan Kebiasaan Seseorang Melukai Diri Sendiri


apa kabar semuanya, di tutorial kali ini hirekija akan membahas tentang bagaimana cara menghentikan kebiasaan seseorang melukai diri sendiri, apa penyebabnya dan seperti apa caranya.
okey, setelah membaca judul artikel ini kalian pasiti sudah penasaran tentang apa yang dibahas di dalamnya kan? nggak usa terlalu lama menunggu langsung saja saya persilahkan untuk membacanya.  
ilustrasi
Ilustrasi

Perilaku seseorang yang melukai diri sendiri dilakukan sebagai cara untuk mengatasi stres emosional, kesedihan atau trauma. Masalah yang menyebabkan seseorang melukai diri sendiri bisa bermacam-macam dimulai dari stres akibat mengalami trauma, tindak kekerasan seks, fisik atau emosional sampai karena merasa rendah diri. Orang-orang yang berperilaku seperti ini biasanya menggunakan alat tertentu yang dapat melukai atau menyakiti diri sendiri untuk menahan tekanan emosional yang mereka alami dan menenangkan diri. Sebagai catatan, kebiasaan ini biasanya tidak bertujuan untuk bunuh diri; tindakan ini dilakukan lebih sebagai ungkapan kesedihan.
Jika Anda ingin menolong seseorang dalam kehidupan Anda agar terbebas dari kebiasaan yang berbahaya ini, mulailah membaca langkah 1.
1.      Menghadapi Situasi yang Sedang Terjadi
1.       Tetap tenang. 
Wajar saja jika Anda merasa terpukul pada saat situasi ini terungkap, namun berusahalah untuk tetap tenang. Awalnya mungkin Anda akan merasa ngeri yang tidak ada gunanya bagi mereka. Jangan mengatakan seperti “Mengapa Anda melakukan hal ini?!”, “Seharusnya Anda tidak melakukan tindakan ini,” atau “Saya tidak akan pernah berbuat seperti itu kepada diri sendiri.” Pernyataan ini bersifat menghakimi sehingga mereka merasa lebih buruk atau malu, yang sesungguhnya akan menimbulkan lebih banyak tindakan menyakiti diri sendiri.Jangan mencoba memeriksa luka-luka pada tubuh mereka sebab tindakan ini akan membuat mereka merasa malu. Anda hanya akan membuat mereka merasa diposisikan sebagai anak kecil, bukan seseorang yang merasa berhak atas semua yang mereka lakukan sendiri. Jika Anda melakukan hal ini, mereka akan menjadi subjek atas penghakiman Anda, bukan sebaliknya, sehingga mereka akan merasa lebih buruk lagi.Sebelum Anda melakukan apa pun, tarik napas dulu. Anda bisa menghadapi situasi ini. Satu-satunya cara agar situasinya membaik adalah dengan bersabar dan peduli.
2.      Ungkapkan kekhawatiran Anda dengan cara yang tidak menghakimi, meyakinkan dan penuh kasih sayang.
Gunakan kalimat-kalimat sederhana untuk menunjukkan hal-hal tersebut, contohnya “Saya merasa khawatir tentang Anda," dan “Apakah Anda mau membicarakan hal ini?” Cara ini akan membuat mereka mengerti bahwa Anda sudah tahu tetapi mau membantu, bukannya menghakimi mereka.Ucapkan terima kasih kepada mereka karena mau memercayai Anda dengan memberikan informasi yang sangat pribadi. Mereka akan lebih mau membuka diri jika mereka tahu bahwa Anda berniat baik.
3.      Pahami apa alasan di balik kebiasaan mereka menyakiti diri sendiri
Anda dapat melakukannya sendiri melalui riset dan mencari informasi sebanyak mungkin tentang pola pikir orang-orang yang mempunyai kebiasaan menyakiti diri sendiri. Motivasi dasar dari perbuatan ini adalah keinginan mereka untuk memikili pengendalian diri dan untuk meringankan penderitaan emosional. Dengan mengetahui hal-hal ini terlebih dahulu, Anda akan memperoleh pandangan yang lebih baik dalam memahami orang-orang yang menderita karena kebiasaan ini.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang menyakiti diri sendiri:
Banyak orang melakukan tindakan ini karena penderitaan psikologis dianggap lebih buruk daripada penderitaan fisik. Kebiasaan memuaskan diri melalui perilaku ini akan mengalihkan mereka dari pikiran dan perasaan yang membuat mereka cemas, depresi, atau stres.
Orang-orang yang terlibat dalam perilaku menyakiti diri sendiri biasanya pernah menjadi subjek dari kritikan berlebihan atau kekerasan dalam hidup mereka sehingga mereka belajar menghukum diri sendiri dengan berperilaku seperti ini.Perilaku menyakiti diri sendiri dianggap dapat membantu seseorang membebaskan diri dari kenyataan, dan inilah sebabnya mengapa perilaku ini dipertahankan. Percaya atau tidak, perilaku ini dapat menjadi cara untuk melepaskan ketegangan.Orang-orang ini mengamati kebiasaan yang akan membuat pasangannya merasa senang karena perilaku menyakiti diri, dan ikut menggunakan cara ini untuk menghadapi dan memahami pasangannya.
4.      Jadilah orang yang suportif.
Sadarilah bahwa masalah ini mungkin lebih besar daripada apa yang mampu Anda tangani. Bersiaplah dengan kenyataan bahwa menolong mereka akan menuntut adanya komitmen jangka panjang. Mereka tidak membutuhkan seseorang yang hanya akan membuat mereka kecewa. Jika Anda ingin membantu, pastikan Anda bisa selalu bersama mereka.Jangan menuntut agar mereka bisa langsung menghentikan perilakunya sebab hal ini tidak mungkin terjadi. Biarkan mereka mengungkapkan isi hatinya dan dengarkan apa yang mereka sampaikan. Ini adalah tentang mereka, bukan Anda.Perlihatkan sikap empati kepada mereka dengan menempatkan diri Anda di dalam situasi yang mereka alami dan berusahalah mengerti kesulitan yang sedang mereka hadapi.
5.      Jangan menghakimi. 
Jangan pernah menghakimi mereka yang sedang menderita akibat kebiasaan menyakiti diri sebab ini akan merusak kepercayaan mereka kepada Anda. Ini akan menghalangi usaha Anda untuk menolong mereka, bahkan jika Anda berniat baik. Sadarilah bahwa mereka tidak mempunyai kendali atas kondisi ini dan mereka sendiri sedang mengalami masalah yang jauh lebih besar.Jangan memberikan instruksi secara langsung agar mereka berhenti menyakiti diri sendiri. Jangan menyalahkan mereka karena mengalami masalah ini sebab mereka sendiri sesungguhnya tidak berdaya untuk mengubah cara mereka menghadapi lingkungan yang bermasalah dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka hanya tidak tahu bahwa Anda siap menolong dan mengasihi mereka.
2.      Membantu Mereka agar Mendapatkan Pertolongan
1.      Bantulah mereka agar mendapatkan pertolongan secara medis, jika diperlukan. 
Akibat dari tindakan menyakiti diri dapat sangat bermasalah baik secara fisik maupun emosional. Secara fisik, lukanya akan sangat mudah terinfeksi. Beberapa studi telah membuktikan bahwa sama seperti kecanduan yang lainnya, “dosisnya” akan meningkat seiring dengan meningkatnya penderitaan. Orang-orang yang terbiasa menyakiti diri sendiri harus melukai dirinya lebih parah lagi untuk memuaskan kebutuhannya agar mereka menderita. Jika perilaku ini tidak dihentikan, akan ada seseorang yang harus secepatnya dilarikan ke rumah sakit.Secara emosional, perilaku menyakiti diri sendiri dapat menjadi sumber dari masalah-masalah psikologis lainnya seperti depresi dan dapat menimbulkan gangguan yang jauh lebih berat daripada sekadar penderitaan emosional. Menyakiti diri sendiri dapat membentuk kebiasaan yang nantinya akan membutuhkan intervensi dari berbagai cara penanganan. Semakin lama seorang penderita menunggu untuk ditolong, semakin sulit menghilangkan kebiasaannya.
2.      Bantulah mereka untuk melakukan terapi atau konseling.
 Meskipun banyak di antara mereka yang menolak pertolongan dari seorang ahli dan kadang-kadang bahkan tidak mau mengakui adanya masalah, jangan mengabaikannya. Tetaplah berusaha dengan gigih. Jangan memaksa mereka tetapi doronglah mereka dengan penuh kasih agar mereka mau berbicara kepada seorang yang ahli di bidang ini. Ingatkan mereka bahwa tidak ada yang memalukan dengan hal ini. Intinya bukanlah tentang butuh bantuan, tetapi tentang usaha untuk memperbaiki keadaan.Carilah bantuan dari orang yang profesional dan grup pendukung di daerah Anda yang dapat menolong mereka. Tawarkan kepada orang yang ingin Anda bantu agar ia bisa terbebas dari kebiasaan menyakiti diri sendiri. Adanya grup pendukung atau spesialis yang memahami perilaku ini dengan baik dapat membantu usaha pemulihan yang telah Anda mulai bagi kehidupan teman Anda.Grup pendukung dapat menolong orang-orang dengan lebih baik sebab mereka tidak akan merasa sendirian dan merasa yakin bahwa tidak ada seorang pun di dalam grup ini yang akan menghakimi mereka sebab sama-sama berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan.
3.      Bantulah mereka menyelesaikan konflik mendasar. 
Solusi terpenting yang dapat menghilangkan perilaku menyakiti diri adalah dengan mengidentifikasi sebab yang mendasari munculnya kesedihan dan penderitaan psikologis. Setelah berhasil diidentifikasi, adanya penyelesaian konflik dengan cara yang tepat akan dapat mengurangi perilaku ini secara mengejutkan. Anda dapat menggunakan cara-cara berikut untuk menyelesaikan konflik:Bicaralah dengan mereka secara terbuka sesering mungkin. Dengarkan dengan empati, lakukan identifikasi dan kaitkan dengan masalah yang mendasari perilaku ini.Berusahalah mengidentifikasi pemikiran mereka dan analisis ucapan mereka, misalnya "Saya merasa puas dengan melakukan hal ini dan membuat saya nyaman." Dengan berusaha menggalinya perlahan-lahan, Anda juga akan terarah kepada masalah yang sebenarnya.
 Perbaikilah pola pikir mereka yang menimbulkan masalah dan bantulah mereka menggantinya dengan pemikiran yang benar.Pikirkan cara yang lebih baik untuk menghadapi masalah dan bantulah mereka mengidentifikasi dan menerapkannya. Bagaimanapun juga, hal ini tergantung pada individu yang bersangkutan dan alasan untuk mengatasi masalahnya. Beberapa orang mungkin ingin berada di tengah orang banyak, ada juga yang ingin lebih banyak kesibukan, sementara yang lainnya ingin diam menyendiri. Apa cara yang tepat untuk menolong mereka dalam kehidupan Anda?
4.      Isilah waktu dengan cara yang bermanfaat bersama mereka yang mau memercayai Anda. 
Berusahalah mengerti bahwa orang-orang ini membutuhkan dukungan secara emosional dan seseorang yang dapat mengarahkan mereka untuk melakukan aktivitas yang lebih bermanfaat. Libatkan mereka dalam kegiatan hobi yang mereka sukai. Jadwalkan acara lintas alam di taman terdekat atau ajaklah mereka memancing. Lakukan apa saja yang Anda bisa untuk mengalihkan mereka dari kebiasaan menyakiti diri sendiri.Anda tidak perlu menjadi seorang ahli kesehatan mental untuk membuat mereka merasa lebih baik. Dengarkan saja mereka dengan sabar, bijaksana, dan tidak menghakimi bahkan jika menurut Anda kebiasaan mereka menyakiti diri sangat mengherankan dan sulit dipahami. Mereka tidak membutuhkan pendapat Anda. Mereka hanya butuh didengarkan.
5.      Bantulah mereka mempelajari teknik-teknik yang bermanfaat.
 Mereka perlu menguasai teknik untuk menghadapi stres dan menyelesaikan masalah, serta meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Cobalah berkonsultasi dengan terapis yang dapat menolong mereka mempelajari teknik-teknik tersebut.
Materi dari sumber-sumber daring yang autentik juga terbukti berguna. Anda dapat membantu mereka dalam memanfaatkan materi ini dengan menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Setelah mereka berhasil menguasai keterampilan untuk menghadapi stres dan menyelesaikan masalah serta menerapkannya dengan baik, perilaku menyakiti diri sendiri biasanya akan hilang.
6.      Alihkan perhatian mereka. 
Sering kali tujuan utama dari perilaku menyakiti diri sendiri adalah untuk mengalihkan diri dari penderitaan atau stres dan merasakan kesenangan. Anda dapat memperkenalkan teknik pengalihan lainnya yang dapat mereka gunakan untuk menggantikan atau mengurangi perilaku menyakiti diri sendiri misalnya:Olahraga, cara ini akan menjaga suasana hati dan meredakan stresMenulis buku harian sebagai cara untuk mencurahkan pikiran-pikiran penyebab stres ke atas kertasKelilingi mereka dengan orang-orang yang mereka sayangi agar mereka merasa bertanggung jawab atas tindakan mereka
7.      Perhatikan lingkaran sosial mereka.
Lingkaran sosial sangatlah penting, khususnya bagi remaja. Sering kali orang-orang belajar menyenangkan diri dengan perilaku ini setelah melihat perilaku teman mereka lalu mengikuti perbuatan mereka. Media juga memegang peranan penting sebab perilaku ini ditayangkan cukup sering akhir-akhir ini dan hampir tidak menyadari akan akibatnya. Perhatikan selalu siapa saja teman-teman mereka dan bentuk perkumpulan sosial yang diikuti oleh orang yang Anda sayangi.Sebagai catatan, mengubah lingkaran sosial sering kali dapat membantu mengurangi dan menghilangkan perilaku ini. Lingkungan yang berbeda biasanya akan membentuk perilaku yang berbeda.
3.       Melakukan Peran Anda
1.      Bersabar. 
Proses ini butuh waktu dan tidak bisa berhasil dalam waktu singkat. Jangan berharap mereka bangun pagi dan melihat hidup ini sebagai padang bunga yang indah, tidak mungkin. Hal ini tidak akan terjadi terutama jika mereka tahu bahwa Anda mengharapkan hal ini dari mereka dengan keyakinan bahwa mereka pasti gagal menjalaninya.
Biarkan mereka tahu bahwa Anda yakin mereka pasti bisa berhasil suatu saat nanti.Dukunglah perasaan mereka dalam hal tertentu bahkan jika Anda tidak setuju. Jangan mengajari bagaimana mereka harus merasakan sesuatu tetapi berusahalah mendengarkan apa yang sebenarnya mereka ingin katakan. Bahkan jika masalah ini sudah berminggu-minggu atau berbulan-bulan, Anda tetap harus memberikan dukungan yang kuat.
2.      Ajarkan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka. 
Bantulah mereka mengenali munculnya keinginan yang paling kuat untuk menyakiti diri sendiri agar mereka dapat mengetahui apa pemicunya. Ajarkan cara-cara baru untuk mengatasi stres seperti berolahraga, melakukan kegiatan di alam terbuka, memiliki hobi atau mengisi waktu dengan teman-teman. Doronglah agar mereka mau menyatakan pendirian dengan cara yang sehat. Inilah cara-cara bermanfaat yang dapat Anda berikan dan membuat mereka selalu aktif dalam kehidupan sehari-hari.Anda mungkin harus menjauhkan diri dulu dari situasi ini secara mental agar bisa tetap membantu dan berpikir logis. Ini adalah hal yang wajar. Dengan tetap berpikir rasional, Anda dapat membantu mereka agar selalu merasa tenang. Jika Anda mengurangi keterlibatan Anda dalam proses ini, mereka akan menyadari bahwa ini adalah rintangan yang dapat mereka atasi.
3.      Jangan membuat janji yang tidak mampu Anda penuhi. 
Kenali keterbatasan Anda. Jika Anda tidak sanggup menghadapi orang ini selama masalah ini masih terjadi, sebaiknya Anda minta bantuan orang lain. Jangan pernah mengatakan “Saya akan selalu membantu,” atau “Saya tidak akan pernah meninggalkan Anda" apalagi jika Anda sendiri tidak yakin bahwa ini benar.Orang-orang dengan perilaku menyakiti diri sudah mengalami penderitaan emosional dalam kehidupan mereka dan progres pemulihan mereka akan terhambat jika ada orang lain di dekat mereka yang tidak mendukung mereka dalam jangka panjang. Mereka akan semakin ketakutan jika ada orang yang meninggalkan mereka. Ingatlah bahwa pengaruh dari tindakan akan lebih besar dan lebih efektif dibandingkan ucapan.
4.      Tetaplah menemani mereka. 
Jangan biarkan mereka menyendiri setelah mengalami gangguan emosional. Ini akan menjadi kesempatan bagi mereka untuk kembali pada perilaku lama sebagai pelarian. Bantulah agar mereka merasa tenang dan setelah beberapa waktu bantulah mereka menyelesaikan masalah dengan mencari solusinya. Bahkan jika mereka tidak mau, kehadiran seseorang seperti Anda dapat memberikan kenyamanan yang sangat berarti bagi mereka.Ingatlah bahwa perilaku menyakiti diri sendiri ini bersifat adiktif, karena hilangnya rasa sakit akan memberikan mereka kesenangan sehingga mereka mengulanginya lagi dan lagi. Membantu mengatasi rasa sakit dengan baik dapat memberikan hasil dengan segera.
5.      Jangan bersikap memusuhi dan mengkritik. 
Hal ini sangatlah penting karena akan memberikan hasil yang lebih baik dalam mengurangi perilaku menyakiti diri sendiri. Permusuhan dan kritikan dapat memancing stres yang akhirnya menimbulkan perilaku menyakiti diri sendiri.
Cobalah menerapkan beberapa cara berikut:
o   Jika ada perbuatan yang salah, alih-alih mengkritik, berusahalah melihat aspek atau perilaku yang positif dan biarkan mereka menyadari sisi negatif dari perbuatan mereka.
o   Ajukan ide, jangan hanya menolak atau mengkritiknya. Pastikan Anda mengambil bagian dalam kehidupan yang berfokus pada saling pengertian dan kerja sama.
dikutip dari :https ://id.wikihow.com/Berhenti-Menyakiti-Diri-Sendiri 
Load disqus comments

0 comments